Cari Blog Ini

Senin, 28 Desember 2015

HARTA, TAHTA, WANITA ( Ketiganya adalah anugrah terindah manusia Namun bisa menjadi musibah )

Ketiganya adalah anugrah terindah manusia  Namun bisa menjadi musibah yang paling memilukan

Dalam pandangan agama, harta tahta dan wanita adalah piranti-piranti ibadah, bukan piranti-piranti kemaksiatan.



Bekerja secara sungguh-sungguh yang lillahita`aala itu berpahala. Dan jika kita ditakdirkan menjadi orang yang sangat kaya raya, maka harta itulah yang kita pakai untuk mencapai tingkatan ketakwaan yang tinggi di hadapanNya.Memburu kebahagiaan di dunia sekaligus di akhirat. Itulah cara pandang orang mukmin.

Begitu pula cara pandang terhadap tahta. Tahta bukan dipandang sebagai rizki, tetapi dipandang sebagai amanah. Dengan amanah itulah seseorang bisa mencapai ketakwaan tingkat tinggi, tingkat universal. Dimana kebijakan-kebijakan dalam mengembang amanah itu sungguh bermaslahah bagi umat dan itulah pahala tertinggi yang mengantarkan dia sebagai muslim yang muttaqin di dunia dan di akhirat.

Kemudian terhadap lawan jenis, maka wanita dipandang sebagai sebuah kehormatan, sebagai sosok ibu yang harus dihormati, dipandang sebagai istri yang halal, dan dari pandangan-pandangan yang religius inilah kita bersama mereka menuju surga Allah. Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan bapak dan ibu pasangan suami istri itulah yang kelak santai-santai di surga Allah .(Yasin: 56)

Akan tetapi ketiga-tiganya juga berpotensi sebaliknya, karena termasuk varian dunia yang oleh al-Quran disebut mataa? (hiasan) sekaligus ghurur (tipuan). Dua sifat untuk duniawi satu mataa? memang nikmat betul, tetapi ghuruur (menipu), bersifat sementara saja. Untuk itulah, maka bagaimana orang bisa memanfaatkan duniawi menjadi sebuah instrumen menuju kebahagiaan multi dimensi, fiddunya wal akhirah.


Karena hanya hidup yang beranilah yang bisa melihat seperti apa kehidupan ini. Dan harta, tahta dan wanita yang selama ini dianggap sebagai penjatuh pria, bahkan sebesar-besarnya pria bisa jatuh oleh sekecil-kecilnya wanita.

Harta, tahta, wanita justru adalah ukuran keutuhan keberhasilah seorang pria. Seorang pria yang berhasil, harus berhasil berharta, bertahta, dan berwanita. Yang menjadikannya gagal adalah bukan harta, tahta, wanita, tetapi yang menjadikannya gagal adalah sikap yang salah. Karena sikap yang salah adalah pembatal keberhasilan apapun.

Saat ini akan dibahas bagaimana menyikapi harta, tahta dan wanita dari sudut pandang yang benar, yang tidak membuat kita ragu untuk mencapai cara-cara kehidupan yang mulia.

Harta -> Harta harus yang membaik-kan. Banyak orang sudah meminta harta, tetapi belum berjanji bahwa harta yang dia milikinya itu akan membuat dirinya baik. Banyak orang meminta uang yang banyak, tanpa berjanji bahwa uang banyak itu akan membuat pribadinya mulia.

Tahta -> Ada tiga tugas utama dari tahta (Menyejahterakan, Membahagiakan,Mencemerlangkan). Salah orang, kalau ia bertahta tetapi tidak menyejaterakan, membahagiakan dan menceerlangkan orang lain.

Wanita – > Yang Mulia. Mengapa dia mulia?, karena prianya memuliakan-nya.

Wanita adalah sumber kelembutan dan keindahan. Wanita adalah partner lelaki dalam hubungan suami istri, dan sarana untuk melahirkan keturunan bagi keluarga. Makanya, wanita harus ditempatkan pada posisi yang paling dihormati. Orang yang mulia itu adalah cermin orang-orang yang menghormati wanita. Sebaliknya, orang tercela adalah cermin orang-orang meremehkan atau menghina wanita.

Rasulullah Saw bersabda: "...... Tiada seseorangpun yang menghormati wanita kecuali dia adalah orang yang mulia, dan tiada seseorangpun yang menghina wanita kecuali dia adalah orang tercela." (HR. Ibnu Asakir).

Jadi ukuran keberhasilan seorang pria adalah dia berharta yang membuat dirinya baik, bukan jadi sombong. Kemudian apabila dia bertahta tujuannya bukan untuk memperkaya diri dan kelompok tetapi untuk menyejahterakan, membahagiakan dan mencemerlangkan orang lain. Dan apabila dia didampingi seorang wanita, dia akan memuliakannya sehingga wanita itu akan memuliakannya kembali.

Segala sesuatu robek dari sisi yang lemah, bukan hanya wanita. Pria yang lemah karena uang maka dia akan robek dari sisi uang. Pria yang lemah karena pujian, ia akan robek karena dipuji. Segala sesuatu akan robek dari sisi yang lemah, maka berhati-hatilah di sisi mana anda lemah. Gunakan segala kekuatan anda untuk menjaga kelemahan anda di sisi itu.

Tidak ada seorang pria yang berhasil secara utuh, kalau dia hanya berhasil dalam berharta dan bertahta saja, kalau dia tidak didampingi seorang wanita mulia. Wanita meskipun itu juga harta, tetapi wanita demikian penting sehingga menjadi pemungkin keberhasilan seorang pria. “Behind A Great Man There is Always A  Great Woman“.


Banyak orang marah karena dimanfaatkan orang lain, padahal sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Orang-orang yang hidupnya baik adalah orang-orang yang dimanfaatkan oleh orang banyak. Karena dia dimanfaatkan maka dia disebut bermanfaat. Maka jadilah pribadi yang ikhlas dimanfaatkan bagi kebaikan orang lain.

Semua orang yang mengatakan, menjadi single dan berbahagia, sebetulnya akan memilih untuk berpasangan kalau mungkin baginya. Tidak mungkin orang yang sudah memiliki pasangan yang baik, mengatakan single dan berbahagia. Sudah dititahkan oleh Tuhan bahwa kita diciptakan berpasang-pasangan, dan perintah menikah itu agar kita tentram.


Kita semua sedang dalam perjalanan menuju sesuatu, ada perjalanan yang belum tentu kita berhasil, berarti belum tentu pula kita gagal, ambillah perjalanan ini. Tetapi ada perjalanan yang pasti gagal,  yaitu perjalanan yang tidak adil, tidak amanah, tidak jujur, tidak santun dan tidak penuh hormat, ini perjalanan yang bagaimanapun canggih caranya akan gagal.

Tetapi upayakanlah menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, sebab kalau kita bermanfaat Tuhan akan hadiahkan harta yang besar tadi, diberikan kewenangan untuk didengarkan banyak orang, dan didampingkan dengan wanita yang kita muliakan.

Harta pertama siapapun adalah kebaikan, harta pertama ini juga menjadi harta penutup. Upayakanlah ini, karena kita tidak tahu usia kita ditutup. Kita menjadi pribadi yang baik dalam keseharian kita, karena seindah-indahnya harta penutup adalah kebaikan.

Harta prasyarat yang harus dimiliki adalah harapan. Tidak ada orang bisa dikatakan miskin selama dia memiliki harapan. Harapan ini bahkan bagi orang yang tidak mengenal Tuhan, ia gunakan untuk berdo’a. Orang yang putus harapan membatalkan sifat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Apakah Pak Mario sudah berhasil ?

Jawab: Untuk hal yang saya inginkan dulu saya sudah berhasil, untuk yang sedang saya inginkan, belum. Jadi jika seseorang sudah mencapai yang sudah diinginkannya dulu, maka damailah karena dia sudah mencapai pribadi yang berhasil. Tetapi untuk rencana besar anda berikutnya, anda belum berhasil.
Wanita itu bukan hanya sulit dimengerti, tetapi wanita itu tidak mungkin dimengerti. Itu sebabnya pengertian terbaik dari seorang pria adalah mencintainya. Sakit bertengkarnya orang yang menyayangi adalah penguat kasih sayang.

Karena harta, tahta, wanita itu dibangun diatas pribadi kita, jadikan diri kita pantas bagi harta yang besar, bagi tahta yang besar, dan bagi wanita yang mulia.

Secara setatistik saat ini jumlah wanita lebih banyak daripada pria. Tetapi coba tanyakan kepada pria-pria yang tidak memiliki pasangan itu, dia merasa dunia ini tidak ada wanitanya. Seperti halnya uang ada dimana-mana, tetapi bagi yang tidak punya uang, seolah tidak ada uang didunia ini. Jadi statistik-statistik ini untuk anda ketahui, tetapi tidak boleh anda terapkan bagi pengecilan hati.

Cara paling mudah memuliakan wanita, agar wanita merasa dimuliakan adalah beritahu dia. Wanita anda perlu pengakuan dari anda bahwa anda sayang kepadanya. Wanita berhak mendengar bahwa dia dikasihi. Sepertihalnya Tuhan Maha Mendengar dan Maha Mengetahui isi hati anda, tetapi tetap saja anda diharuskan berdo’a, berarti Tuhan juga perlu mendengar suara indah anda dalam memuliaka-Nya.

Diatas diri kitalah dibangun harta yang besar, tahta yang besar dan wanita yang disandingkan kepada kita. Maka mulai saat ini sadarlah bahwa tidak ada yang anda kerjakan, yang tidak berhubungan dengan pembangunan nilai diri anda.

Tidak ada orang yang terlepas dari kesalahan yang dilakukannya, sehingga berbahagialah tidak ada orang yang tidak dinilai karena kebaikannya. Dan karena kebaikan kita adalah landasan bagi semua kualitas yang telah dititipkan kepada kita, maka…..



Dari Ka’ab bin Iyadh ra. berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah. Dan fitnah umatku adalah fitnah harta.” (HR. Turmudzi, beliau berkata bahwa hadits ini hasan shahih gharib, kami mengetahuinya dari hadits Mu’awiyah bin Shaleh)

Terdapat beberapa hikmah yang dapat dipetik dari hadits di atas, diantara hikmah-hikmahnya adalah sebagai berikut :

1. Bahwa setiap umat akan memiliki ujian dan cobaannya masing-masing. Jika dahulu Bani Isra’il diuji dengan “fitnah wanita” hingga kebanyakan mereka terperdaya, maka umat Nabi Muhammad SAW akan diuji dengan “fitnah harta”, dan ternyata tidak sedikit dari kita yang terperdaya dengan fitnah harta seperti ini. Peringatan Rasulullah SAW seperti ini adalah untuk menjadi pelajaran bagi kita semua, agar tidak terjerumus pada kehancuran dan kehinaan. Dalam sebuah hadits disebutkan :


Dari Abu Sa’id Al-Khudri Ra, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya dunia itu adalah manis rasanya dan hijau (enak dipandang mata). Dan sesungguhnya Allah SWT menjadikan kalian khalifah di dalamnya, maka Allah SWT akan melihat pada amal kalian. Maka bertakwalah kamu dari fitnah dunia dan bertakwalah kamu dari rayuan wanita, karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil adalah dalam fitnah wanita.” (HR. Muslim)

2. Pada hakekatnya harta dan wanita (baca ; lawan jenis) adalah ujian dan cobaan bagi kita semua.Bahkan sebagian ulama mengatakan cobaan dan ujian itu tidak hanya terbatas pada harta dan wanita (baca ; lawan jenis), namun mencakup “5 Ta”, yaitu #1. Harta, #2. Tahta, #3. Wanita (lawan jenis), #4. Kata dan #5. Cinta.

Kesemuanya merupakan ujian dan cobaan dari Allah SWT yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban-Nya. #1. Harta, #2. Tahta dan #3. Wanita adalah sesuatu yang sudah jelas dan banyak diketahui oleh kebanyakan kita. Sedangkan “#4. Kata” adalah bermakna eksistensi, pujian, pengakuan dan penghargaan. Karena pada hakekatnya setiap orang ingin eksistensinya diakui, ingin mendapatkan pujian, ingin mendapatkan pengakuan dan penghargaan.

Adapun “#5. Cinta” adalah bahwa setiap manusia selalu menginginkan “dicintai”, disayangi dan “dielu-elukan” oleh semua orang. Semua orang ingin dicintai, dan semua orang tidak ingin dibenci. Oleh karenanya, banyak manusia yang mengejar “5 Ta” ini.

Namun untuk mencapai itu semua, terkadang manusia meraihnya dengan menghalalkan segala cara; korupsi, menipu, menebar fitnah, memutarbalikkan fakta, membuat makar dan skenario, bahkan mengadu domba. Sebagai orang yang beriman, hendaknya kita semua berusaha menghindarkan diri dari sifat seperti itu. Karena orang yang tamak dan sangat ambisius terhadap dunia, bisa jadi akan sangat berbahaya dan akan merusak agamanya.

Dalam sebuah riwayat disebutkan :


Dari Ka’ab bin Malik ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dua ekor serigala lapar yang dilepaskan di tengah-tengah satu kawanan kambing tidaklah lebih jahat daripada seseorang yang berambisi terhadap harta dan jabatan. Ambisi itu akan merusak agamanya.” (HR. Turmudzi, ia berkata “Hadits ini Hasan Sahih”.)

3. Bahwa hakekat kehidupan dunia adalah ibarat tanaman atau ladang yang menghijau dan mengagumkan para petani, namun akhirnya semua akan menguning dan menjadi sirna. Perumpamaan ini Allah SWT firmankan dalam Al-Qur’an :


Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid : 29)

Ingat Shobat..!
Kemuliaan manusia bukan diukur karena punya akal budi. Tetap saja ukuran kemuliaan adalah perbuatan kita sendiri,  terutama perbuatan kepada sesama. Akal budi dapat membawa manusia kepada kemuliaan hidup di dunia maupun di kelak setelah ajal.  Sebaliknya oleh akal budi pula manusia bisa menjadi makhluk paling hina di planet bumi ini.Akal budi bisa merencanakan memanifestasikan nafsu/hawa negatif, sebaliknya bisa pula mendukung artikulasi hawa positif.   

Untuk membangun sikap eling dan waspada, terutama difokuskan pada 3 hal yang paling krusial yakni : harta, tahta, wanita. Semua itu bagaikan anugrah “permata” dunia, namun bila kita tidak hati-hati serta eling dan waspada akan menjadi salah kelola dan berubah menjadi malapetaka bagi kehidupan manusia. Ketiganya dapat menjadi anugrah madune jagad, dengan syarat bila kita mampu mengelola dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya bila gagal mengelola dengan baik  dan cara yang  tepat akan menjadi malapetaka paling dahsyat di muka bumi.

Banyak kisah & pengalaman bisa dijadikan pelajaran berharga, namun nafsu manusia selamanya tak pernah kunjung padam. Latihan mengendalikan nafsu negatif, belajar bersabar, belajar ikhlas adalah mata kuliah manusia yang tak pernah usai sepanjang ia masih dibalut raga.

oleh karenanya hendaknya kita semua tidak silau dengan kehidupan dunia yang terkadang menggoda dan mempesona. Apabila kita hendak meraih kehidupan dunia, maka raihlah karnuia Allah di dunia ini, baik itu harta, tahta, wanita (lawan jenis), kata dan juga cinta dengan cara dan jalan yang baik dan halal, agar benar-benar kita semua kelak akan mendapatkan jannah dan ridha-Nya.

Dan jangan sampai, hanya karena mengejar fatamorgana dunia yang fana dan sementara ini, kita menempuh cara yang kotor dan tidak benar yang bahkan dapat mengakibatkan kita semua bisa terjerembab pada murka dan azab-Nya.

Dan ketika seseorang hamba sudah menyadari jika semua nikmat dan pernak-pernik kehidupan adalah bagian dari ujian Allah, niscaya akan menyadari pula jika hidup ini terlalu singkat untuk berbuat kebajikan, dalam upaya untuk memperoleh tiket takwa menuju kehidupan yang hakiki: Kampung Akhirat!

Firman Allah Swt: " ... maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu meraja lela di muka bumi dengan membuat kerusakan." (QS. al-A'raaf: 74).***

" Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai obsesi terbesar dalam hidup kami dan tujuan utama dalam langkah kami…" amin...


Tidak ada komentar: