Karya asli4d.com
Aku dilahirkan di daerah cianjur selatan (Kadupandak). 18 tahun yang lalu, tanpa mengenal wajah ayah ku. hanya ibu dan kakak ku yang terrekam di benak ku.
Hari berlalu dengan begitu cepat, kalender hitam putih itu pun menunjukan bulan 2 yaitu bulan februari, seperti aku yang bersaing ketat menuju remaja, koran usam itu masih tergeletak di atas lemari sepeninggallan ayah ku, Seperti dulu ayah menatanya dengan begitu sederhana, sebuah kertas kecil yang bertinta kuning, yang bertuliskan, nama, tanggal lahir dan jam lahir aku. Dan secarik poto juga mengikuti usam nya Koran, foto 2 pasangan yang sedang memakai baju pengantin itulah poto ibu dan ayah ketika menikah dulu.
Hari berlalu dengan begitu cepat, kalender hitam putih itu pun menunjukan bulan 2 yaitu bulan februari, seperti aku yang bersaing ketat menuju remaja, koran usam itu masih tergeletak di atas lemari sepeninggallan ayah ku, Seperti dulu ayah menatanya dengan begitu sederhana, sebuah kertas kecil yang bertinta kuning, yang bertuliskan, nama, tanggal lahir dan jam lahir aku. Dan secarik poto juga mengikuti usam nya Koran, foto 2 pasangan yang sedang memakai baju pengantin itulah poto ibu dan ayah ketika menikah dulu.
Diaryku Sebagai Anak yang Tersisihkan |
Mereka seakan-akan bersumpah untuk sehidup semati, suka dan duka selalu bersama, susah dan senang juga selalu bersama. Kini semua sumpah itu tidak bisa di pegang lagi, ayah pergi meninggalkan Aku dan ibu disaat aku berumur 3 tahun, amanah itu sudah di goyangkan habis oleh cobaan, cobaan yang terkikis batu karang, yang hitam menjadi keping-keping terurai dan terbawa hanyut oleh deraian-deraian ombak yang nan biru.
Berawal dari sebuah perceraian yang dahulu aku tak mengerti apa arti perceraian itu? Sehingga Aku dari kecil sampai sekarang belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah, tetapi aku juga sangat beruntung mempunyai ibu dan kakak yang menyayangi aku, memberi kasih sayang, meskipun beliau bekerja keras menjadi buruh tetapi beliau mempunyai semangat besar hanya demi aku supaya aku sekolah yang tinggi dan menjadi orang yang soleh dan sukses.
Hari berganti, waktu pun berjalan disaat aku berumur 10 tahun, ada suatu kejadian pada waktu itu, ibu dan kakak sedang bekerja di jakarta, aku tinggal bersama saudara ku, pada saat itu aku bermain dengan teman-teman sebaya ku, dan aku melihat teman-teman ku di dampingi oleh ayah nya, sedangkan aku tidak! perasaan ku sangat sakit! hati ku pun bertanya?
"mengapa aku tidak didampingi oleh ayah ku???"
"dimanakah beliau???"
"apakah beliau tidak menyayangi ku???"
dan hati ini terasa iri! ketika melihat teman-teman ku yang di perhatikan, di didik, dan di beri kasih sayang oleh ayah nya.
Hari demi hari ku lalui tanpa kasih sayang dari ayah, sehingga aku sekarang menginjak remaja dan duduk di bangku kelas XII SMA (Sekolah Menengah Atas), keinginan itu berlalu begitu saja di hadapan ku, seakan-akan aku tak peduli dengan semua kejadian hidup ku karna membuat ku merunduk kalah terhadap masa lalu.
Masih terpang-pang dalam memori ku, selama aku duduk di bangku SD,SMP, sampai sekarang aku duduk di bangku SMA, ayah tidak pernah mengambilkan rapor hasil belajar sekalipun untuk ku, bahkan pernah aku waktu kelas 1 SMP waktu itu ibu dan kakak sedang bekerja di jakarta, sampai-sampai aku pernah meminta tolong mengambilkan rapor hasil belajar ku kepada wali murid teman ku. Ayah bisa saja meluangkan waktunya walau hanya 1 jam,
"hanya 1 jam yah...??? Bisa pulang lagi setelah itu"
tetapi harapan itu hampa atau tidak mungkin terjadi. Mungkin ini yang di namakan takdir kehidupan. Walau pun aku tidak mempunyai ayah yang mendidik aku, memperhatikan aku, dan menyayangi aku, aku dapat peringkat 1 yah. Dari kelas I SD sampai sekarang XII SMA tidak pernah keluar dari peringkat 3 besar, aku hanya ingin satu kali saja engkau mengambilkan rapor hasil belajar untuk ku, aku ingin menunjukan kepada teman-taman ku, kalau aku mempunyai ayah yang menyayangi ku, memperhatikan pendidikan ku, sehingga aku menjadi murid teladan dan berprestasi,,,
"apakah itu mungkin???"
Padahal dalam sujudku selalu berdoa untuk dipertemukan dengan ayah.
Sampai saat ini aku tak pernah merasakan kasih sayang dari nya, dahulu setiap orang bertanya kepada ku, kenapa aku tidak mencari ayah ku, selalu ku jawab malas.
Pernah aku merasakan kebahagiaan dari ayah yaitu saat akan masuk SMP, tanggal 14 juni 2006 aku bersama kakak ku bermaksud untuk menemui ayah di karawang, sesampainya di rumah ayah, ternyata beliau sedang tidak ada di rumah beliau sedang bekerja di sunter (jakarta), dan istri ayah pun tidak percaya bahwa ayah mempunyai anak dari orang lain, ternyata aku mempunyai 2 kakak dan 1 adik dari ayahku, lalu kami pun bergegas pergi kerumah kakak yang pertama, kira-kira 200 meter dari tempat ayah, kami pun di jamu makan layaknya seorang saudara oleh kakak ku, kakak dari ayahku pun memberikan nomor telepon kepada aku, dan kami juga pulang ke jakarta.
2 hari kemudian ayah ku di telepon oleh kakak dari ibu ku, bahwasanya ada anak beliau di jakarta, ingin bertemu dengan nya. Karena lumayan dekat dari tempat ayah ke tempat kaka ku kira-kira 15 km, Lalu malam itu ayah pun menemui aku, Baru pertama kali dipeluk oleh ayah aku sangat senang dan bergembira, setelah sekian lama (-+10 tahun) merindukan pelukan darinya, ternyata terlaksanakan mungkin itu berkat doa ku kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lalu kami mengobrol bersama ayah, setelah selesai ngobrol dengan ayah, aku di ajak makan di warteg PECEL LELE, yaitu dikawasan Manggarai di pinggir jalan Minangkabau, Jakarta selatan. Walaupun di warteg tetapi itu menjadikan kenangan yang tidak akan terlupa seumur hidup.
Waktu terus berlalu, seiring usia ku terus bertambah, ayah pun tak ada kabarnya lagi, ternyata ada hal-hal yang tersembunyi, yaitu dia takut pada istrinya, aku menelepon beliau, tidak aktif, aku mengirim surat, beliau tidak membalas nya, dan pada suatu hari aku mengirim surat kepada beliau, lalu aku lampirkan nomor telepon di surat itu, lalu ayah pun menelepon ku, kata ayah ditelepon, " nak jangan menghubungi ayah lagi yah, soalanya istri ayah, tak mau menerima mu "
Hati ini sangat sakit dan nyeri pikir aku,
" ayah lebih memilih istrinya dari pada anak kandungnya sendiri, mungkin ayah tidak menyayangiku, apakah salah ku? Apakah engkau menyesal mempunyai anak sepertiku? Mungkin ini karna keadaan? "
sampai-sampai aku hampir frustasi, dan hampir terjerumus kepada narkoba dan minuman keras, tetapi alhamdulilah aku tidak sampai mengunakannya? Aku teringat ibu ku, karna ibu ku sangat menyayangi ku, tidak hanya anak yang bisa durhaka, tetapi orang tua pun bisa durhaka terhadap anaknya,,,, semoga tidak ada hukuman Allah Swt bagi ku dan bagi ayah ku. Kucoba ikhlas dan pasrah walau pun ketika ingat, rasa nyeri, sakit kurasakan.
Ku putuskan Pada pada hari ini, detik ini, tinta dan kertas ini yang menjadi saksi bisu, tidak akan mengharapkan lagi kasih sayang dari mu ayah...!!! aku hanya bisa berdoa kepada Yang Maha Kuasa supaya engkau diberikan kesehatan dan kebahagiaan bersama keluarga mu ayah.
Cerita ini sungguh jauh dari lengkap, ada yang tak bisa kutuliskan dan hanya bisa ku rasakan, tetapi semoga cerita ini bisa menjadi hikmah bagi orang tua maupun anak, mungkin banyak kejadian yang sama seperti yang ku alami bahkan mungkin lebih dalam dan lebih pedih jawaban nya hanya 1 yaitu IKHLAS.
Berawal dari sebuah perceraian yang dahulu aku tak mengerti apa arti perceraian itu? Sehingga Aku dari kecil sampai sekarang belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah, tetapi aku juga sangat beruntung mempunyai ibu dan kakak yang menyayangi aku, memberi kasih sayang, meskipun beliau bekerja keras menjadi buruh tetapi beliau mempunyai semangat besar hanya demi aku supaya aku sekolah yang tinggi dan menjadi orang yang soleh dan sukses.
Hari berganti, waktu pun berjalan disaat aku berumur 10 tahun, ada suatu kejadian pada waktu itu, ibu dan kakak sedang bekerja di jakarta, aku tinggal bersama saudara ku, pada saat itu aku bermain dengan teman-teman sebaya ku, dan aku melihat teman-teman ku di dampingi oleh ayah nya, sedangkan aku tidak! perasaan ku sangat sakit! hati ku pun bertanya?
"mengapa aku tidak didampingi oleh ayah ku???"
"dimanakah beliau???"
"apakah beliau tidak menyayangi ku???"
dan hati ini terasa iri! ketika melihat teman-teman ku yang di perhatikan, di didik, dan di beri kasih sayang oleh ayah nya.
Hari demi hari ku lalui tanpa kasih sayang dari ayah, sehingga aku sekarang menginjak remaja dan duduk di bangku kelas XII SMA (Sekolah Menengah Atas), keinginan itu berlalu begitu saja di hadapan ku, seakan-akan aku tak peduli dengan semua kejadian hidup ku karna membuat ku merunduk kalah terhadap masa lalu.
Masih terpang-pang dalam memori ku, selama aku duduk di bangku SD,SMP, sampai sekarang aku duduk di bangku SMA, ayah tidak pernah mengambilkan rapor hasil belajar sekalipun untuk ku, bahkan pernah aku waktu kelas 1 SMP waktu itu ibu dan kakak sedang bekerja di jakarta, sampai-sampai aku pernah meminta tolong mengambilkan rapor hasil belajar ku kepada wali murid teman ku. Ayah bisa saja meluangkan waktunya walau hanya 1 jam,
"hanya 1 jam yah...??? Bisa pulang lagi setelah itu"
tetapi harapan itu hampa atau tidak mungkin terjadi. Mungkin ini yang di namakan takdir kehidupan. Walau pun aku tidak mempunyai ayah yang mendidik aku, memperhatikan aku, dan menyayangi aku, aku dapat peringkat 1 yah. Dari kelas I SD sampai sekarang XII SMA tidak pernah keluar dari peringkat 3 besar, aku hanya ingin satu kali saja engkau mengambilkan rapor hasil belajar untuk ku, aku ingin menunjukan kepada teman-taman ku, kalau aku mempunyai ayah yang menyayangi ku, memperhatikan pendidikan ku, sehingga aku menjadi murid teladan dan berprestasi,,,
"apakah itu mungkin???"
Padahal dalam sujudku selalu berdoa untuk dipertemukan dengan ayah.
Sampai saat ini aku tak pernah merasakan kasih sayang dari nya, dahulu setiap orang bertanya kepada ku, kenapa aku tidak mencari ayah ku, selalu ku jawab malas.
Pernah aku merasakan kebahagiaan dari ayah yaitu saat akan masuk SMP, tanggal 14 juni 2006 aku bersama kakak ku bermaksud untuk menemui ayah di karawang, sesampainya di rumah ayah, ternyata beliau sedang tidak ada di rumah beliau sedang bekerja di sunter (jakarta), dan istri ayah pun tidak percaya bahwa ayah mempunyai anak dari orang lain, ternyata aku mempunyai 2 kakak dan 1 adik dari ayahku, lalu kami pun bergegas pergi kerumah kakak yang pertama, kira-kira 200 meter dari tempat ayah, kami pun di jamu makan layaknya seorang saudara oleh kakak ku, kakak dari ayahku pun memberikan nomor telepon kepada aku, dan kami juga pulang ke jakarta.
2 hari kemudian ayah ku di telepon oleh kakak dari ibu ku, bahwasanya ada anak beliau di jakarta, ingin bertemu dengan nya. Karena lumayan dekat dari tempat ayah ke tempat kaka ku kira-kira 15 km, Lalu malam itu ayah pun menemui aku, Baru pertama kali dipeluk oleh ayah aku sangat senang dan bergembira, setelah sekian lama (-+10 tahun) merindukan pelukan darinya, ternyata terlaksanakan mungkin itu berkat doa ku kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lalu kami mengobrol bersama ayah, setelah selesai ngobrol dengan ayah, aku di ajak makan di warteg PECEL LELE, yaitu dikawasan Manggarai di pinggir jalan Minangkabau, Jakarta selatan. Walaupun di warteg tetapi itu menjadikan kenangan yang tidak akan terlupa seumur hidup.
Waktu terus berlalu, seiring usia ku terus bertambah, ayah pun tak ada kabarnya lagi, ternyata ada hal-hal yang tersembunyi, yaitu dia takut pada istrinya, aku menelepon beliau, tidak aktif, aku mengirim surat, beliau tidak membalas nya, dan pada suatu hari aku mengirim surat kepada beliau, lalu aku lampirkan nomor telepon di surat itu, lalu ayah pun menelepon ku, kata ayah ditelepon, " nak jangan menghubungi ayah lagi yah, soalanya istri ayah, tak mau menerima mu "
Hati ini sangat sakit dan nyeri pikir aku,
" ayah lebih memilih istrinya dari pada anak kandungnya sendiri, mungkin ayah tidak menyayangiku, apakah salah ku? Apakah engkau menyesal mempunyai anak sepertiku? Mungkin ini karna keadaan? "
sampai-sampai aku hampir frustasi, dan hampir terjerumus kepada narkoba dan minuman keras, tetapi alhamdulilah aku tidak sampai mengunakannya? Aku teringat ibu ku, karna ibu ku sangat menyayangi ku, tidak hanya anak yang bisa durhaka, tetapi orang tua pun bisa durhaka terhadap anaknya,,,, semoga tidak ada hukuman Allah Swt bagi ku dan bagi ayah ku. Kucoba ikhlas dan pasrah walau pun ketika ingat, rasa nyeri, sakit kurasakan.
Ku putuskan Pada pada hari ini, detik ini, tinta dan kertas ini yang menjadi saksi bisu, tidak akan mengharapkan lagi kasih sayang dari mu ayah...!!! aku hanya bisa berdoa kepada Yang Maha Kuasa supaya engkau diberikan kesehatan dan kebahagiaan bersama keluarga mu ayah.
Cerita ini sungguh jauh dari lengkap, ada yang tak bisa kutuliskan dan hanya bisa ku rasakan, tetapi semoga cerita ini bisa menjadi hikmah bagi orang tua maupun anak, mungkin banyak kejadian yang sama seperti yang ku alami bahkan mungkin lebih dalam dan lebih pedih jawaban nya hanya 1 yaitu IKHLAS.
PROFIL PENULIS
NAMA : asli4d.com
FACEBOOK :amelia jocelyn
lihat berita lengkap selanjut nya
klik link di bawah ini:
email yahoo / ym : asli4d@yahoo.com
gmail : asli4d@gmail.com
twitter : asli4d_official
skype : asli4d
pin bbm : 2B915CD1
FACEBOOK :amelia jocelyn
lihat berita lengkap selanjut nya
klik link di bawah ini:
email yahoo / ym : asli4d@yahoo.com
gmail : asli4d@gmail.com
twitter : asli4d_official
skype : asli4d
pin bbm : 2B915CD1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar