Goodbye My Life
karya asli4d.com
Hari itu adalah hari pertamaku bersekolah di sd hinamoto. Bisa disebut sebagai hari pertamaku karena aku baru pindah dari sekolah lamaku. Di pagi hari, aku sedang bersiap siap untuk pergi ke sekolah baruku. Lalu pak supir pun mengantarku ke sana.
Senang rasanya ketika aku sampai di sekolah. Bu guru yoshida memperkenalkanku pada semua murid di kelas. “anak anak… Ini adalah teman baru kalian.” bu guru menyuruhku untuk memperkenalkan diri pada teman teman. “namaku sakura kinamoto. Aku baru pindah dari sebuah sd di tokyo. Aku harap kalian senang menerima ku di sekolah ini” salamku. “baiklah sakura, sekarang duduklah di bangku yang kosong di sebelah sana!”
Aku pun duduk di sebelah seorang gadis.. “hai, sakura! Namaku hikaru hannamatsuri. Senang sekali bertemu denganmu, sakura!” salam gadis itu. “senang juga bertemu denganmu, hikaru…” aku menjawab dengan malu malu. “jadi kamu pindah dari tokyo ya…” katanya. “iya, begitulah… Aku dipindahkan ke sekolah ini oleh orangtuaku.” aku lalu bersikap seperti biasa dan tidak terlalu malu. “oh… Nanti pulang sekolah aku ke rumahmu ya! Nanti akan ku beritaukan pelajaran yang kami sudah pelajari.” aku melamun sesaat. “baiklah… Tapi, bagaimana kalau nanti jam pulang sekolah kamu datang ke rumahku dengan satu orang teman yang lainnya?” “oke!” aku mulai senang dengan sekolah ini.
Sepulangnya dari sekolah, setelah selesai ganti baju dan makan, hikaru pun datang ke rumahku dengan salah seorang teman baiknya. “selamat siang!” lalu aku membukakan pintu rumahku. “hikaru, silahkan masuk!” lalu kami pergi ke kamarku. “teman mu ini, siapa namanya?” tanyaku pada hikaru. “perkenalkan, ini temanku, namanya yukari, yukari takano.” jawab hikaru. “salam kenal.” kata yukari. Aku lalu bercakap cakap dengan mereka berdua. Setelah bercakap cakap dengan mereka, aku pun mulai diajari pelajaran pelajaran sekolahnya hikaru. 2 jam kemudian, hikaru dan yukari pun pulang.
Keesokan harinya di sekolah, aku disambut oleh hikaru di depan pintu kelas. “hai sakura!” aku sedikit kaget. “hikaru… Kamu mengagetkanku saja..” hikaru bercekikilan. “maaf sakura… Seperti biasa, ya! Aku ke rumahmu jan 15:00.” “iya.. Silahkan saja… datanglah sesukamu…”. Bu guru yoshida pun datang dan memulai pelajaran
Saat aku tiba di depan rumahku sepulang sekolah, aku merasa pusing, lalu aku terbatuk hingga mengeluarkan darah dan pingsan. Melihat hal ini, orangtuaku tidak bisa tinggal diam. Mereka langsung membawaku ke rumah sakit katagawa untuk dites darah.
Hasil tesnya benar benar tidak diduga. Aku didiagnosa mengidap penyakit kanker paru paru stadium akhir dan divonis, waktu hidupku hanya tinggal 2 hari lagi. Aku tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Padahal, baru saja aku bersekolah di sekolah yang baru dan bahagia selama 1 hari, aku sudah harus pergi secepat itu. Aku tidak bisa katakan hal ini pada sahabat sahabatku.
Hasil tesnya benar benar tidak diduga. Aku didiagnosa mengidap penyakit kanker paru paru stadium akhir dan divonis, waktu hidupku hanya tinggal 2 hari lagi. Aku tidak menyangka hal ini bisa terjadi. Padahal, baru saja aku bersekolah di sekolah yang baru dan bahagia selama 1 hari, aku sudah harus pergi secepat itu. Aku tidak bisa katakan hal ini pada sahabat sahabatku.
Pukul 15:00, hikaru dan yukari datang ke rumahku. Mereka tidak sengaja mendengar suara tangis ibuku. “kenapa ibunya sakura menangis ya?” hikaru terheran heran. “yah, anak kita tidak mungkin punya penyakit kanker. Lalu kita harus bagai mana?” kata ibuku yang tidak sengaja didengar oleh hikaru. Hikaru tidak percaya dan menangis. “hikaru… jangan menangis… lebih baik kita pulang dan tenangkan dirimu. Oke…” kata yukari. Hikaru hanya mengangguk saja lalu pulang bersama yukari.
Keesokan harinya, hikaru dan yukari datang ke rumah untuk menengokku. Aku merasa heran kenapa hikaru menangis di hadapanku. Aku lalu bertanya. “kenapa kau menangis, hikaru?” ia lalu nyusutkan air matanya seperti tidak terjadi apa apa. “ti-tidak kok… Aku tidak menangis.” aku baru sadar, mereka menangis karena melihatku terbaring di tempat tidur tak berdaya. “hikaru… Yukari.. Tidak apa apa kan aku tidur dulu.. Tapi jangan takut kalau aku tidak bangun lagi. Kalau memang aku tidak bangun lagi, kamu tidak boleh bersedih…” mereka hanya mengiyakannya saja. Tak disangka, aku menutup mata lebih cepat dari yang didiagnosakan dokter. Semuanya pun menangisi kepergianku. Semuanya, jangan pernah lupakan aku….
Begitulah keajaiban dari persahabatan, juga ajal seseorang tidak ada yang mampu mengetahuinya kecuali yang di atas…
Tamat
lihat berita lengkap selanjut nya
klik link di bawah ini:
email yahoo / ym : asli4d@yahoo.com
gmail : asli4d@gmail.com
twitter : asli4d_official
skype : asli4d
pin bbm : 2B915CD1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar